Buah mangga merupakan salah satu komoditi yang memiliki
nilai ekonomi yang tinggi. Buah yang satu ini memang memiliki pangsa pasar yang
stabil sebab mangga memang dikonsumsi sebagai buah meja oleh masyarakat. Selain
ditanam di pekarangan rumah warna, buah yang kabarnya berasal dari India ini
juga banyak dibudidayakan dalam skala yang lebih besar. Di Indonesia sendiri,
sentra budidaya mangga yang ada di Jawa antara lain di Purbolinggo,
Cirebon, Indramayu dan masih banyal lagi wilayah lainnya. Tertarik ikut
membudidayakan buah mangga? Jika iya, cermati beberapa hal penting berikut ini.
Cara budidaya mangga
1.Bibit mangga
Tanaman mangga bisa diperbanyak melalui 3 cara yakni:
- Dengan biji. Sebaiknya pilih biji dari tanaman yang kuat juga sehat. Biji mangga tersebut dikeringkan dan kemudian kulitnya dibuang. Setelah itu biji tersebut disemaikan di sebuah kotak dengan ukuran 100 x 50 x 20 Jarak tanam pada kotak persemaian adalah 10 sampai 20 cm. Biji tersebut ditanam dengan bagian perut mengarah ke bawah agar supaya akarnya tidak menjadi bengkok. Selama proses penyemaian biji tersebut, sebaiknya bbit tidak kekurangan air
- Dengan cara Okulasi. Metode ini dianggap sebagai perbanyakan pohon mangga yang terbaik. Caranya dengan menempelkan tunas dari bagian batang yang buahnya cukup berkualitas ke bagian batang bawah dimana struktur batang akar juga batangnya kuat. Okulasi ini dilakukan sebaiknya di musim kemarau agar bagian yang ditempelkan tersebut tidak membusuk.
- Metode Cangkok. Batang yang hendak dicangkok sebaiknya memiliki ukuran diameter 2,5 cm dan merupakan tanaman yang telah berumur minimal 1 tahun. Adapun panjang sayatan cangkokan adalah 5 cm. Sayatan kemudian diberi pupuk kandang dan kemudian dibungkus plastik juga sabut kelapa.
1. biji mangga
2.okulasi
3.cangkok
2.Persiapan medium tanah
Proses persiapan dimulai dari pembukaan lahan dengan cara
membabat tanaman yang kira-kira menghambat atau tidak diperlukan. Misalnya saja
rumput dan juga alang-alang. Selanjutnya, tanah dibajak agar bongkahan batu
bisa hilang dan tanah jadi lebih gembur. Selanjutnya tanah yang kurang subur
dibikinkan pengaturan jarak tanam yang lebih rapat sementara tanah yang subur
jarak tanamnya renggang.
3.Proses penanaman
Cara memanamnya
dengan menggunting polibag dan memasukkan tanaman beserta tanah dari polybag
tersebut. Setelah masuk, timbun sekitar lubang tanam sehingga membentuk
guludan. Selanjutnya tekan bagian sekitar batang dan sebaiknya dipasangi kayu
penyangga agar tanaman tahan sampai akhirnya akarnya menyatu dengan medium
tanam. Selanjutnya, pohon pelindung juga sebaiknya ditanam agar mangga tahan
terhadap hembusan aingin. Biasanya yang digunakan oleh petani adalah pohonasam
dan juga trembesi.
4.Pemeliharaan tanaman
Proses selanjutnya dalam budidaya mangga adalah langkah pemeliharaan. Pertama, lakukan penyiangan.
Singkirkan rerumputan atau gulma agar tidak mengganggu tanaman. Selanjutnya
lakukan penggemburan atau pembumbunan. Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi
rerumputan perlu digemburkan. Lakukan di awal musim penghujan. Apabila bibit
dari cangkokan, sebaiknya penggemburan tidak dilakukan sangat dalam.
Selanjutnya adalah dengan melakukan perempelan atau pemangkasan. Tujuannya
untuk membentuk kanopi sehingga produksi mangga jauh lebih baik. Langkah
berikutnya adalah pemupukan. Dua jenis pupuk yang digunakan adalah organik dan
an-organik. Proses pemeliharaan selanjutnya adalah peningkatan kuantitas buah.
Apabila tanaman mangga telah besar dan berbunga, agar lebih banyak bisa
disemprotkan dengan polinatur maru atau juga serbuk sari dan ditambahkan dengan
hormon giberelin. Dengan cara ini produksi buah bisa meningkat sampai 1,3%.
5.Panen
5.Panen
Setelah semua serangkaian proses ini dijalankan, maka petani
tinggal menunggu waktu panen buah. Mangga dari bibit cangkokan biasanya berbuah
di umur 4 tahun, sementara itu dari okulasi di umur 5 sampai 6 tahun. Panen
biasanya jatuh di bulan sepetember sampai oktober. Panen dilakukan dengan
hati-hati sebab buah tak boleh jatuh, terpotong atau cacat apapun. Hal tersebut
akan membuat buah mudah busuk.
Sumber
refrensi : Posted by seputar pertanian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar