Wortel adalah sayuran yang sudah sangat dikenal masyarakat
Indonesia dan populer sebagai sumber vit. A karena memiliki kadar karotena
(provitamin A). Selain itu, wortel juga mengandung vit. B, vit. C, sedikit vit.
G, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sosok tanamannya
berupa rumput dan menyimpan cadangan makanannya di dalam umbi. Mempunyai batang
pendek, berakar tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat
dan memanjang. Umbi berwarna kuning kemerah-merahan, berkulit tipis, dan jika
dimakan mentah terasa renyah dan agak manis.
Cara
budidaya wortel
1.Pengolahan
tanah
Tanah yang akan ditanami wortel diolah sedalam 30-40 cm.
Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg/m2 agar tanah cukup subur. Bila tanah
termasuk miskin unsur hara dapat ditambahkan pupuk urea 100 kg/ha, TSP 100
kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. Selanjutnya dibuatkan bedengan selebar 1,5-2 m dan
panjangnya disesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan di tanah kering adalah 15
cm, sedangkan untuk tanah yang terendam, tinggi bedengan dapat lebih tinggi
lagi. Di antara bedengan perlu dibuatkan parit selebar sekitar 25 cm untuk
memudahkan penanaman dan pemeliharaan tanaman.
2.Penanaman
Kebutuhan benih
wortel adalah 15-20 g/10 m2 atau 15-20 kg/ha. Benih wortel yang baik dapat
dibeli di toko-toko tanaman atau membenihkan sendiri dari tanaman yang tua.
Jika membeli, pilihlah benih yang telah bersertifikat. Benih wortel dapat
langsung disebarkan tanpa disemai dahulu. Sebelumnya, benih direndam dalam air
sekitar 12-24 jam untuk membantu proses pertumbuhan. Kemudian, benih dicampur
dengan sedikit pasir, lalu digosok-gosokkan agar benih mudah disebar dan tidak
melekat satu sama lain. Benih ditabur di sepanjang alur dalam bedengan dengan
bantuan alat penugal, lalu benih ditutupi tanah tipis-tipis. Berikutnya,
bedengan segera ditutup dengan jerami atau daun pisang untuk menjaga agar benih
tidak hanyut oleh air. Jika tanaman telah tumbuh (antara 10-14 hari), jerami
atau daun pisang segera diangkat.
3.Pemeliharaan
Setelah tanaman tumbuh segera dilakukan pemeliharaan.
Pemeliharaan pertama adalah penyiraman yang dapat dilakukan sekali sehari atau
dua kali sehari jika udara sangat kering. Cara pemberian air yang lain ialah
dengan jalan menggenangi parit di antara bedengan. Cara seperti ini dapat
dilakukan bila terdapat saluran drainase. Tanaman yang telah tumbuh harus
segera diseleksi. Caranya cabutlah tanaman yang lemah atau kering, tinggalkan
tanaman yang sehat dan kokoh. Tindakan ini sekaligus diikuti dengan penjarangan
yang berguna untuk memberikan jarak dalam alur dan menjaga tercukupinya sinar
matahari sehingga tanaman tumbuh subur. Penjarangan menghasilkan alur yang rapi
berjarak antara 5- 10 cm. Pemeliharaan selanjutnya adalah pemupukan yang sudah
dapat dilakukan sejak tanaman berumur dua minggu berupa 50 kg Urea/ha, disusul
pemberian kedua (1 atau 1,5 bulan kemudian) berupa urea sebanyak SO kg/ha dan
KCl 20 kg/ha. Dosis dapat berubah sesuai kondisi tanah dan rekomendasi
pemupukan yang ada. Cara pemupukan adalah dengan menaburkan pupuk pada alur
sedalam 2 cm yang dibuat memanjang berjarak sekitar 5 cm dari alur tanaman.
Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pendangiran.
Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman
tidak terkena sinar matahari secara langsung.
4.Hama
dan Penyakit Wortel
Ada beberapa hama yang penting diketahui karena sering
menyerang tanaman wortel di Indonesia, di antaranya sebagai berikut.
Manggot-manggot (Psila rosae) Umbi wortel yang terserang memperlihatkan gejala
kerusakan (berlubang dan membusuk) akibat gigitan pada umbi. Penyebab kerusakan
ini adalah sejenis lalat wortel yang disebut manggot-manggot (Psila rosae).
Periode aktif perusakan adalah saat larva lalat ini memakan umbi selama 5-7
minggu sebelum berubah menjadi kepompong. Umbi yang telah terserang tidak dapat
di perbaiki, sebaiknya dicabut dan dibuang. Pencegahannya, saat tanaman wortel
masih muda disiram dengan larutan Polydo120 g dicampur air sebanyak 100 liter.
Untuk lebih meyakinkan hasilnya, pemberian Polydol diulangi lagi 10 hari
kemudian. Semiaphis dauci Serangan hama ini ditandai dengan terhentinya
pertumbuhan, tanaman menjadi kerdil, daun-daun menjadi keriting, dan dapat
menyebabkan kematian. Hama ini umumnya menyerang tanaman muda sehingga
menyebabkan kerugian besar. Hama perusak ini adalah serangga berwarna abu-abu
bernama Semiaphis dauci. Pemberantasan dan pengendaliannya dilakukan dengan
menyemprotkan Polydol 20 g dicampur air 100 liter. Atau dapat pula menggunakan
Metasyttox 50 g dicampur air 100 liter. Penyakit Penyakit tanaman wortel yang
dianggap penting antara lain sebagai berikut. Bercak daun cercospora Penyakit
ini ditandai dengan bercak-bercak bulat atau memanjang yang banyak terdapat di
pinggir daun sehingga daun mengeriting karena bagian yang terserang tidak sama
pertumbuhannya dibanding bagian yang sehat. Penyebab penyakit ini adalah jamur
Cercospora carotae (Pass). Penyebarannya dibantu oleh angin. Bagian tanaman
yang lebih dahulu terserang adalah daun muda. Pengendaliannya dengan menanam
biji yang sehat, menjaga sanitasi, tanaman yang telah terserang dicabut dan
dipendam, serta pergiliran tanaman. Cara pengendalian yang lain adalah dengan
menyemprotkan fungisida yang mengandung zineb dan maneb, yaitu Velimex 80 WP
sebanyak 2-2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha. Busuk hitam (hawar daun)
Gejala penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak kecil berwarna cokelat tua
sampai hitam bertepi kuning pada daun. Bercak dapat membesar dan bersatu
sehingga mematikan daun-daun (menghitam). Tangkai daun yang terinfeksi
menyebabkan terjadinya bercak memanjang berwarna seperti karat. Gejala pada
akar baru tampak setelah umbi akar disimpan. Pada akar timbul bercak berbentuk
bulat dan tidak teratur, agak mengendap dengan kedalaman sekitar 3 mm. Jaringan
yang busuk berwarna hitam kehijauan sampai hitam kelam. Terkadang timbul pula
kapang kehitaman pada permukaan bagian yang busuk. Penyebab penyakit ini adalah
jamur Alternaria dauci yang semula disebut Macrosporium carotae.
Pengendaliannya dengan pergiliran tanaman, sanitasi, penanaman benih yang
sehat, dan membersihkan tanaman yang telah terserang (dicabut dan dipendam atau
dibakar). Dapat juga digunakan fungisida, misalnya Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5
g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha.
5.Panen
Wortel dapat dipanen setelah 100 hari tergantung dari
jenisnya. Pemanenan tidak boleh terlambat karena umbi akan semakin mengeras
(berkayu) sehingga tidak disukai konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan
jalan mencabut umbi beserta akarnya. Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya
tanah digemburkan dahulu. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat
segera dipasarkan.
Sumber
refrensi : Posted by seputar pertanian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar